Oleh:
Farah Shania 201610330311184 Semua masyarakat yang beriman mendambakan generasi masa depan adalah generasi rabbani. Bahkan mereka sendiri berharap bisa menjadi generasi rabbani itu sendiri. Karena semua sadar, bahwa label rabbani menggambarkan generasi umat Islam. Bagaimanakah cara mewujudkan generasi emas ini ?
Kata Rabbani dinisbahkan kepada kata Rabb yang mendidik manusia dengan ilmu dan pengajaran pada masa kecil. Menurut Ibnu Abbas, kata Rabbani berasal dari kata Rabbi yang mendapatkan imbuhan Alif dan Nun yang menunjukkan makna mubalaghah. Sebagian ulam berpendapat bahwa kata tersebut bermakna orang yang ahli dan mengalamalkan agama sesuai yang ia ketahui. Maka dengan demikian kata tersebut identik dengan al-alim al-hakim, yang mempunyai arti orang yang sempurna iman dan ketaqwaannya. Rabbaniyyin itu jamak dari rabbaniy yang berarti,
Seorang rabbani haruslah seorang berilmu dan berwawasan. B. Faqih Seorang rabbani mencoba untuk melihat apa yang ada di balik sesuatu, mendengarkan apa yang tidak terucap, dan menilai dari berbagai sisi yang tak selalu linier. C. Al Bashirah bis Syisasah Seorang rabbani memiliki kedalaman pandangan tentang politik. D. Al Bashirah bit Tabir Seorang rabbani memiliki kedalaman pandangan dalam hal manajemen E. Al-Qiyam bis Su-nir Ra’iyah li Mashlahatid Dunnya wad Diin Seorang rabbani memliki peran dalam menegakkan kepentingan masyarakat banyak dalam kerangka kebaikan dunia dan agama.
Manusia akan mengetahi tujuan dari keberadaanya, mengetahui orentasi bagi perjalanan hidupnya dan mengenal misi hidupnya. B. Mengikuti fitrah Fitrah itu pula yang menuntut keimanan kepada Allah, dan tidak lagi yang dapat menggantikannya. C. Keselamatan jiwa dari keterpecahan dan konflik batin Faedah dari rabbaniyah ini adalah selamatnya jiwa manusia dari keterpecahan dan konflik batin, hatinya tidak akan terbagi dan terbellah diantara berbagai tujuan dan bermacam orientasi. D. Terbebas dari pengahambatan kepada egoisme dan nafsu syahwat Ketika robbaniyah telah mengakar kuat dalam jiwa yang terdalam, maka manusia akan terbebas dari pengahambatan kepada egoisme dan nafsu syahwat dirinya, kenikmatan fisiknya dan dari ketundukan dan penyerahan diri kepada tuntutan materi dan kesenangan pribadinya.
Dalam ayat diatas ada dua perintah. Pertama, Lindungi diri kalian, yaitu dengan melaksanakan perintah & menjauhi larangan. Kedua, lindungi diri kelurga kalian dengan memerintahkan untuk mengamalkan kewajiban dan melarang keluarganya untuk melanggar larangan. Hal ini sebagaiman dikatakan Ali bin Abi Thalib radhi Allahu anhu, ketika menafsirkan ayat diatas : “Ajari mereka dan didik mereka.” (Ibn Katsir, 8/167). Untuk mewujudkan tujuan ini, rasulullah SAW mengajarkan beberapa metode dalam mendidik keluarga : 1. Ajari mereka untuk bertauhid Allah berfirman mencerirakan tentang wasiat yang disampaikan Nabi Ya’qub ketika hendak meninggal dunia : Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Q.S Al-Baqarah : 133). 2. Ajari keluarga untuk melaksanakan sholat Dari Ibnu Abbas radhi Allahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ”Perintahkanlah anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia 7 tahun. Dan pukullah mereka untuk dipaksa sholat, ketika mereka berusia 10 tahun. (H.R Abu Dawud 493 dan dishahihkan Al-Abani) 3. Memberikan sedikit ancaman agar mereka tidak bermaksiat Tujuan memberikan ancaman semacam ini adalah agar anak tidak berani melawan orangtua atau istri melawan suami. Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda : “Gantunglah cemeti di tempat yang biasa dilihat penghuni rumah. Karena ini akan mendidik mereka. (HR. Thabrani dalam al-ausath 10671 dan di-shahihkan al-albani). 4. Pisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dengan anak perempuan Ini akan menjadikan pendidikan bagi anak untuk memahami bahwa antara laki-laki dan wanita tidak boleh campur baur. Pemisahan ini dimulai ketika mereka menginjak usia 10 tahun. Nabi SAW bersabda : “Pisahkan tempat tidur diantara mereka.” (H.R Abu dawud 495 dan dishahihkan al-albani) 5.Memperbanyak doa untuk kebaikan keluarga Banyak sekali do’a yang Allah ajarkan dalam Al-Qur’an yag isinya memohon kebikan bagi keluarga. Demikian pula Rasulullah SAW banyak mengajarkan hal yang sama dalam hadistnya. Do’a Nabi Ibrahim untuk Keturunannya Nabi Ibrahim AS termasuk nabi yang doanya banyak disebutkan Allah dalam Al-Qur’an. Dan banyak do’a beliau kebaikan untuk dirinya dan keturunannya. Ini menunjukkan bahwa do’a Nabi Ibrahim adalah do’a yang istimewa di sisi Allah. Diantara do’a beliau : ” Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Q.S Ibrahim : 40) SUMBER : Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi : Mengungkap Pesan Al-Qur’an tentang pendidikan (STAIN Ponorogo Press. 2007), 35. Salima A. Fillah, Saksikan bahwa aku seorang muslim (Yogyakarta : Pro-U Media, 2007), 324-327. Yusuf al-Qardhawi, Madkhal li Ma’rifah al-Islam sistem pengetahuan Islam (Jakarta : Restu Ilahi, 2004) 209-213. Senin, 17 Oktober 2016.
Ahad, 16 Oktober 2016.
Forum Kajian Islam Ibnu Sina FK UMM berbagi kesempatan dengan jama’ah serta warga Masjid Assholatu Imaduddin Malang dalam acara MEDLING (Medis Keliling) FKI 2016. Dalam acara tersebut kawan-kawan FKI-ISMA mengadakan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis dengan warga sekitar. Salah satu agenda tahunan FKI ini merupakan sarana untuk memupuk anggota FKI-ISMA sebagai tenaga kesehatan muslim yang mampu bersaing ditataran global dan merakyat. Hal ini tentu merupakan sebuah usaha yang penting untuk dijadikan sarana untuk membangun komunikasi yang baik antara dokter dan pasien kedepannya serta dapan menjadi pembelajaran kedepannya untuk terus mengabdi kepada agama, masyarakat, dan negara. |
FKI - ISMAForum Kajian Islam Ibnu Sina Medical Association Archives
April 2019
Categories |