Minggu, 19 Juni 2016. Terdengar keramaian gelora semangat pemuda-pemudi yang sedang berpuasa kala pada pagi hari itu mempersiapkan gladi resik untuk menyambut tamu-tamu istimewa mereka. Dengan wajah ringai gembira mereka entah siapa yang akan disambut bak sebuah kehormatan. Serentak waktu dzuhur pun tiba kutunggu keberadaan mereka di masjid kampus tercinta, yang kutahu kampus sedang sunyi ditinggal penghuni mahasiswa yang sedang hilir mudik. Ternyata setelah kami melaksanakan sholat berjama’ah kudapati sekelompok anak-anak kecil yang sontak meramaikan kampus pada siang itu.
Rangkaian acara ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilanjutan sambutan-sambutan oleh ketua pelaksana dan rohis umm FKI-ISMA 2016-2017, entah mengapa suasana siang yang yang terlihat terik saat itu terasa bagaikan kehangatan yang mewarnai kegembiraan kami menyambut dan melihat canda tawa adik-adik dari berbagai panti asuhan di kota Malang. Setelah berkenalan satu sama lain, kami melanjutkan acara dengan Belajar Baca Al-Qur’an (BBA) yang tak kusadari ternyata diantara kami masih banyak kekurangan disana sini yang dapat dijadikan evaluasi untuk bekal kami kedepannya. Tak terasa adzan Ashar pun berkumandang, acara kami lanjutkan dengan sholat berjama’ah dan penyuluhan kesehatan saat berpuasa serta kajian ke-Islaman yang mampu membuka wawasan kami dan adik-adik tentang indahnya Islam dan nikmatnya Iman. Ada yang menarik pada sesi kali, para pemateri tidak kalah kocak dan gembiranya dari sesi sebelumnya. Itu terlihat dari wajah gembira dan gelak tawa adik-adik dan kami sebagai panitia, sehingga yang kami rasakan pada saat itu bak sudah menjadi sebuah keluarga yang sangat akrab. Sembari menunggu adzan Maghrib dan beduk khas Ramadhan, kakak-kakak panitia muslimah dengan semangat dan hati keibuannya mempersiapkan makanan dan minuman untuk berbuka. Adik-adik mengikuti sesi tanya jawab kepada pemateri menanyakan apa yang ada di benak mereka dan dengan pertanyaan polos mereka. Dan lagi-lagi pemateri menjawab dengan semangat dan guyonan khasnya yang memancing gelak tawa bahkan kami pun tak kuasa menahan rasa canda kami yang bercampur rasa senang bersama adik-adik. Adzan pun berkumandang dan hidangan disajikan, kehangatan kami dilajutkan dengan buka bersama khas ramadhan dan dilanjutkan dengan sholat Maghrib dan Isya beserta sholat tarawih yang diakhiri dengan witir berjama’ah. Namun entah rasa apa yang terasa di hati ini, seakan kenangan-kenangan indah hari ini tak ingin cepat berlalu. Tibalah waktu kami mengucapkan salam jumpa dan berakhirnya pertemuan kami dengan adik-adik pada hari itu. Malam semakin larut, kawan-kawan melanjukan kegiatan dengan mengkaji Al-Qur’an sebelum tidur menginap di kampus. Dan ketika waktu menunjukan tepat jam 2.00 dini hari, sekitar kampus masih sepi gelap gulita kami melaksanakan sholat tahajud dan persiapan untuk berbagi sahur di daerah Pasar Besar yang notabene disana banyak terdapat masyarakat kurang mampu dan tak punya rumah tidur beralaskan trotoar dan ditemani lampu remang malam. Dalam akhir rangkaian acara kami ini, banyak momen indah yang makin mempersatukan kami sebagai sebuah keluarga dalam dakwah dan entah mengapa tak ingin rasanya beranjak dari hari-hari itu karna hari itu diri kami sungguh sangat merasa bahagia sebagai seorang muslim untuk saling berbagi dengan mereka yang membutuhkan dan berhak kita tolong serta santuni. IDN KAJIAN UMUM: Syariat terhadap Ikhtilat (berhubungan) antara Pria dan Wanita dalam Media Sosial6/7/2016 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم Catatan Kajian Eksternal FKI-ISMA & FORISMA ❎ IKHTILAT IKHWAN DAN AKHOWAT DI MEDIA SOSIAL ❎ Disampaikan oleh : Ustadz Tito Rusyadi Waktu : Senin, 23 Sya'ban 1437 H Tempat : Masjid Ad-dakwah "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah berkhalwat kecuali jika dengan mahromnya." Bahkan Rasulullah melarang seorang laki-laki berangkat jihad sedangkan istrinya pergi haji sendirian. Lalu Rasulullah pun memerintahkan nya untuk menemani istrinya berhaji. Khalwat→ jika dilakukan berdosa. Resiko lain : syaithon mendorong mereka untuk bermaksiat. ☘ Beda KHALWAT dan IKHTILAT ☘ Khalwat : campur baur (berdua) ikhwan dan akhowat bukan mahrom di tempat sepi. Ikhtilat : berdua (ikhwan dan akhowat) bukan mahram di tempat ramai. ⚠️ Khalwat Modern ⚠️ Contoh : ikhwan dan akhowat non mahram telpon dan sms-an tanpa diketahui orang lain. Misal di kamar. ‼️ Nasihat untuk IKHWAN di medsos ‼️ 1. Hati2 dengan penggunaan emoticon (misal : senyum, senyum pipi semu merah), chatting antara ikhwan dan akhowat tanpa ada yang tahu (orang lain). 2. Bertaqwalah kepada Allah. Takut kepada Allah sehingga berhati2 dalam bermedsos ria. 3. Jangan sms / inbox / chat / telpon dengan akhowat kalo tidak dalam keadaan darurat. Contoh ilustrasi : Jika mau pinjam buku. Lalu ada temen ikhwan yang punya yang bisa dipinjem. Tapi milih pinjem ke temen akhowat → maka ini ❌(BUKAN DARURAT) 4. Jangan sms / chat malem2 (jam malam ‼️) Misal : ba'da maghrib 5. Kalau darurat harus sms / chat dll → ajak temen shalih untuk menemani anda dalam membalas chat / sms / telpon dll tsb (supaya tidak hanya berdua, tapi ada pihak ketiga dst..) 6. Hapus nomer akhowat ‼️ Nasihat untuk AKHOWAT di Medsos ‼️ 1. Bertaqwalah kepada Allah Tiada hijab di medsos kecuali takut kepada Allah 2. Berhiaslah dengan rasa MALU → dengan ❗️TIDAK PAJANG FOTO❗️di medsos. Bahkan foto dari sisi belakang sekalipun. ⬇️⬇️⬇️ Kenapa ❓❓ Karena di dalam Islam, cara berjalan saja sudah diatur oleh Allah, yakni : ▶️▶️ Jika ada akhowat berjalan di depan ikhwan maka ikhwan tersebut hendaknya menyalipnya (akhowat tsb) di depannya." Nah, kalau upload foto di medsos dari sisi belakang, misalnya. Maka analoginya → ikhwan yg melihat foto tersebut tidak bisa menyalip akhowat tersebut yang diasumsikan sedang berjalan. Alhasil, Ikhwan tersebut tidak bisa menjalankan syariat Islam. 3. Jangan berbahasa tulisan maupun lisan dengan bahasa yang lemah gemulai. ❌ emot smile ❌ wkwkwk ❌ hehe ❌ hihi Dan semacamnya 🔽🔽🔽 Jadi akhowat itu harus TEGAS (di hadapan lelaki non mahram) 4. Jangan balas sms / chat / telepon ikhwan di saat sendiri. Ajak temen shalih anda untuk menemani agar ada pihak ketiga dst 5. Kalo punya FB jangan berteman dengan ikhwan → FB AKHOWAT ONLY 6. Balas sms / chat / telpon ikhwan dengan TEGAS ❗️ 7. Hapus nomer ikhwan 🌹 Pesan dari ustadz🌹 Baca dan tadabburi Surah At Thalaq ayat 2 - 5 🌷🌷 “Wahai umat manusia! Sesungguhnya telah datang kepada kamu al-Quran yang menjadi pengajaran daripada Tuhan kamu dan menjadi penawar bagi penyakit-penyakit batin yang ada di dalam dada kamu, serta menjadi hidayah (untuk keselamatan) dan sebagai rahmat bagi orang yang beriman. Katakanlah (wahai Muhammad): Kedatangan al-Quran itu adalah semata-mata dengan limpah kurnian Allah dan rahmat-Nya, maka dengan isi kandungan al-Quran itulah hendaknya mereka bersukacita (bukan dengan yang lainnya), kerana ia lebih baik daripada apa yang mereka himpunkan (daripada segala perkara yang tidak kekal).” Apa kata guru dan ortu kita saat ulangan kita jeblok atau karya tulis kita nggak menang di perlombaan? Pasti semua sepakat bilang “Work harder!” Kita kudu kerja lebih keras lagi. Yup, nggak ada cita-cita setinggi apapun bisa kita raih tanpa kerja keras. Nonsense. Setiap keinginan ataupun cita-cita sekecil apapun pasti butuh usaha. Dan itu kita namakan bekerja. Nggak usah pengen jadi Einstein kesebelas, untuk dapat nilai cep? waktu ulangan fisika juga butuh kerja keras.
“Nggak ada yang gratis di dunia ini,” kata para kapitalis. Barangkali kalimat itu terdengar terlalu kejam walau ada benernya. Ya sedikitlah. Seenggaknya untuk meraih sesuatu itu orang perlu bekerja dan bekerja. Jangan membiasakan diri jadi orang malas, menengadahkan tangan dan mengharap belas kasihan dari orang lain. Rasulullah saw. bersabda:“Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah,” (HR Bukhari) Kita juga boleh girang hati kalo senang bekerja keras, pasalnya Rasulullah saw. sangat cinta pada orang-orang yang giat bekerja. Suatu ketika beliau saw. berjabat tangan dengan Sa’ad bin Mu’adz ra.. Beliau menyentuh permukaan tangan Sa’ad kasar dan bertanya sebabnya. Mu’adz menjawab kalau ia biasa bekerja keras menafkahi keluarganya. Rasulullah saw. kontan berujar, “Ini dua tangan yang dicintai Allah SWT.” Wow! Orang-orang sukses di dunia ini umumnya adalah orang-orang yang “bandel”. Pantang menyerah dan giat berusaha. Salah satunya Honda, pendiri perusahaan raksasa otomotif dunia. Untuk mencapai tahta keberhasilannya itu Honda telah menempuh jalan panjang untuk mencapai hasil yang kita bisa lihat sekarang ini. Waktu sekolah Honda bukan anak yang menonjol, keluarganya juga miskin. Dalam usahanya mendirikan perusahaan, berkali-kali dia harus menelan pil pahit karena hancurnya pabriknya baik itu karena kebakaran maupun gempa bumi. Tapi dia tidak kenal menyerah dan berusaha terus bekerja tak kenal lelah hingga mencapai keberhasilan dari usahanya. Rasulullah saw. dan para sahabat pun bekerja keras untuk menegakkan kalimat Allah di atas muka bumi ini. Berjuang tak kenal lelah dan pantang menyerah, walau terkadang bersimbah darah. Hingga akhirnya kemenangan pun teraih. Kerja keras memang harus, tapi sekedar kerja keras saja tidak cukup. Kita juga dituntut untuk bekerja cerdas. Orang bilang setiap keputusan dan tenaga yang dicurahkan harus tepat guna dan berdaya guna, alias efektif dan efesien. Ambil contoh kasus, ketika menghadapi ujian matematika, maka nggak cukup sekedar menghafal rumus dan turunannya tapi kita juga harus melakukan latihan-latihan praktis dengan rumus-rumus itu. Sebabnya jelas, matematika pelajaran eksakta, bukan hafalan. Rumus kuno menyebutkan siapa yang kuat itu yang menang. Kenyataannya seringkali yang kuat dilibat oleh yang ‘biasa-biasa’ saja. Sebabnya satu; mereka yang kuat seringkali lupa menggunakan tenaganya dengan tepat.Terjadilah pemborosan sumber daya. Sementara yang kecil karena dijepit oleh keadaan mau nggak mau harus mutar otak untuk menggunakan tenaga? yang ‘ala kadarnya’ itu dengan sebaik-baiknya. Jepang adalah negara dengan luas lahan yang terbatas. But dengan keterbatasan lahan itu justru mendorong para petani dan ilmuwan pertanian di Jepang berpikir kreatif, efektif dan efesien. Hasil pertanian di sana pun jauh lebih unggul ketimbang Indonesia, misalkan? yang luas tanah pertaniannya sekian puluh kali luas lahan pertanian di Jepang. Itu juga yang dialami nasib umat Islam yang hampir 1 miliar tapi nggak becus ngancurin penjajah Israel. Sebabnya jelas, kita amal kita kurang keras juga kurang cerdas. Bagaimana tidak cerdas bila peluru dihadapi dengan diplomasi. So, paduan kesungguhan dan kecerdasan adalah kekuatan yang menakjubkan. Kesungguhan dan kecerdasan insya Allah akan mendatangkan kesuksesan, tapi apakah kesuksesan adalah jaminan akan datangnya kebahagiaan? Nggak juga. Karena nggak semua hal bisa terukur dengan materi dan pujian. Kalau kita hanya berkonsentrasi pada materi dan pujian bisa-bisa kita jadi manusia yang megalomania; haus materi dan pujian. Saat apa yang kita kerjakan nggak mendapatkan balasan materi, atau nggak ada applaus atau lemparan bunga, kita kecewa. Akhirnya kita malas untuk berbuat kebaikan bagi orang lain karena khawatir nggak mendapat balasan setimpal atau perhatian. Lebih parah lagi kita juga nggak mau berbuat kebaikan untuk diri kita sendiri karena merasa nggak ada pengaruhnya buat kehidupan kita. Ya, kita jadi serba berhitung mengharap balasan dari orang lain. Kenyataannya nggak semua usaha manusia itu seketika mendapat balasan. Dan seandainya semua orang berpikiran begitu - senantiasa berharap balasan materi dan pujian - betapa susahnya hidup di dunia ini. Jangan lupa, manusia juga punya dua macam naluri yang pemenuhannya bukan materi, naluri itu adalah naluri beragama (gharizah tadayyun) dan naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’). Kalau manusia melulu dipenuhi materi dan pujian, nuraninya bisa garing dan lama kelamaan mati. Karenanya kerja keras dan cerdas saja belum cukup juga, seorang muslim ketika beramal juga harus ikhlas. Menempatkan keridlaan Allah di atas segala-galanya. Dalam belajar, setelah belajar dengan keras dan cerdas, ia juga harus ikhlas. Bahwa belajar itu mengharapkan kebaikan, manfaat ilmu dan ganjaran pahala. Bukan nilai di atas kertas apalagi perhatian dari orang lain. Prestasi orang yang belajar untuk sekedar indeks prestasi hanya akan berhenti pada nilai itu, sementara orang yang ikhlas amalnya menjulang ke langit. Demikian pula amal-amal yang lainnya terasa manis saat ikhlas dijadikan sebagai tumpuan. Maka jadikan keikhlasan sebagai salah satu kaidah amal perbuatan kita. Dengan begitu kita akan menjadi insan yang utama. Tidak hitung-hitungan, tidak mencari perhatian ataupun pujian. Cukuplah Allah SWT. yang memberikan pujian dan balasan bagi kita. [januar] [diambil dari Majalah PERMATA edisi Juli 2003] Dengan kasih sayang Nya, InsyaAllah Tuhan mengabulkan do'a kami untuk saudara saudara ku yang tercinta yang masih susah berhenti dari merokok. Hidup hanya sebentar, wahai saudara saudara ku, marilah kita raih hidup yang sehat-indah danbahagia tanpa merokok? Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Dia lah Allah Yang Menciptakan langit, bumi dan manusia. Dia lah Allah yang mengatur dan menjaga tubuh manusia, dan peredaran matahari dll. Allah juga menurunkan kabar gembira dan peringatan kepada manusia, agar manusia dapat hidup sehat, bahagia, tentram,damai, harmonis, dan selamat di dunia akhirat. Inilah peringatan2 Allah dalam Al Qur'an; "Aku telah berikan banyak nikmat nikmat pada mu, kalau kamu pandai bersyukur dan mensyukuri segala pemberian Ku, Aku akan tambahkan lagi nikmat-nikmat (kesehatan,rezeki,kebahagian dan ketentraman dll) kepada Mu, tapi kalau kamu tidak pandai bersyukur tunggulah azab Ku yang pedih,baik didunia maupun di akhirat nanti.(Surat Ibrahim : 7 )" "..berbuat kebaikan lah kamu sesama, sebagaimana Aku telah berbuat baik kepada mu, janganlah kamu berbuat merusak di muka bumi ini, sesungguhnya Aku tidak menyukai orang orang yang membuat kerusakan atau( menzolimi,menyakiti dirinya sendiri ) QS.28:77." Keuntungaan keuntungan bagi orang orang yang berhenti dari merokok;
Kerugian kerugian bagi orang yang merokok
Indah hidup tanpa merokok Orang yang pandai mensyukuri pemberian Tuhan, hidupnya sangat sehat , bahagia, bermanfaat lagi produktif.Kenapa..? karena Allah menyayanginya, dan keluargapun menyayangi pula. Akhirnya kesuksesan dan kebahagian hidup yang akan diraihnya? Lalu bagaimana dengan orang2 yang tidak pandai mensyukuri pemberian Tuhan, (paru2) dan kesehatan..? Allah akan memberikan azab yang pedih didunia ini yaitu penderitaan sakit paru2 yang lama, dan bahkan mendapat penyakit kanker paru2 dll. Akhirnya sakit, uang habis untuk berobat, keluarga ikut menderita pula, semua makanan yang enak sudah tidak dapat dinikmati lagi. Apalah artinya hidup ini .wahai saudara ku sayang,..!! Setiap pekerjaan yang merusak ciptaan Tuhan adalah tipu daya setan belaka. Setan adalah musuh utama manusia yang mengajak kepada kesensaraan hidupsaja. Maka berhati hatilah pada ajakan setan. Marilah kita mulai sekarang untuk menciptakan cel cel paru paru kita yang cantik dan indah dengan berhenti dari merokok. Allah Maha sayang dan Maha Tahu segala galanya. Semua adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita akan mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita selama ini dan setiap pemberian pemberian yang kita terima selama hidup . ....memang berat berhenti dari merokok, tapi indah dan bahagianya hidup tanpa merokok ! Semoga bemanfa'at, dan diridhoi Allah swt. Wassalamu'alaikum wr. wb. Taufik Bey. gaulislam edisi 053/tahun ke-2 (27 Syawal 1429 H/27 Oktober 2008)
Hehe… Islam tak bisa disentuh alias untouchable? Ah, jadi inget judul film lawas, The Untouchables (1987) yang dibintangi Sean Connery, Kevin Costner dan Robert De Niro. Film tentang gangster yang merajalela di Chicago tahun 1920-an ini dikemas apik oleh sutradara Brian De Palma--yang juga sukses menggarap Mission: Impossible (1996). Disebut untouchable karena kelompok bandit itu tak pernah bisa tersentuh hukum alias kejahatannya tetap menakutkan masyarakat tanpa bisa dijerat hukum karena lembaga pengadilan kalah pamor dan tentu saja para pengadilnya bisa dengan mudah dijejali duit oleh gerombolan bandit ini. Nah, yang saya maksud Islam tak bisa disentuh ini adalah seolah Islam tuh nggak bisa disentuh sama umatnya sendiri. Kok bisa sih? Buktinya, banyak kaum muslimin yang nggak kenal dengan ajaran Islam. Malah banyak kaum muslimin yang mengambil ajaran dari Barat. Banyak kaum muslimin yang nggak paham hukum syariat tentang larangan mendekati zina, misalnya. Sebaliknya, banyak kaum muslimin lebih suka mempraktikkan gaya hidup permisif dan hedonis warisan budaya Barat. Wajar kalo seks bebas marak, perjudian bejibun, dan kriminalitas meningkat. Para tokoh cendekiawan muslimnya pun lebih mahir meng-hapal dan mengamalkan pendapat-pendapatnya Voltaire dan Montesque ketimbang hadis-hadis Rasulullah saw. dan pendapat para imam mazhab. Apakah ini salah Islam? Tentu tidak. Islam nggak salah apa-apa. Bahkan Islam memberikan cahaya terang. Kitanyalah sebagai umatnya yang nggak mau mengenal Islam. Padahal, Islam udah disebarkan sejak lama oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Bahkan udah nyebar sampe ke negeri ini. Namun, Islam hanya sebatas agama dan dikenakan simbol-simbolnya saja. Sementara akidahnya masih bolong-bolong diyakini, syariatnya masih compang-camping nggak karuan. Bukti nyatanya, banyak kok kaum muslimin yang rajin shalat dan rajin puasa, tapi akidahnya kedodoran karena banyak yang masih percaya dukun dan ilmu pengasihan untuk kelancaran hidupnya. Banyak pula kaum muslimin yang kemana-mana senang mengenakan simbol-simbol Islam yang mudah tampak seperti pake peci, sorban, berkerudung (bukan jilbab), mengenakan baju takwa (baju koko), juga ada yang sarungan., tapi pengamalan syariatnya memprihatinkan. Gimana nggak, simbol Islam dikenakan, tapi judi jalan terus, pacaran hot, bahkan remaja puteri yang mengenakan kerudung tapi ikut larut di arena konser musik, campur-baur dengan lawan jenis dan jejingkrakan sehingga tak ada bedanya dengan mereka yang umbar aurat. Duh, mengenaskan sekali nasib kaum muslimin ini. Islam hanya dijadikan sebagai ibadah ritual saja. Sementara pengamalan syariatnya, pengokohan akidahnya nyaris nggak bisa dipelajari karena kemalasan dari kaum muslimin itu sendiri. Musibah! Yup, kalo gitu benar banget apa yang dikatakan Muhammad Abduh, “al-Islamu mahjubun bil muslimin – agama Islam terhalangi oleh kaum muslimin.” Betul, cahaya dan keagungan Islam pudar oleh perbuatan umatnya sendiri. Umat Islam menjadi perusak citra Islam. Untuk kalangan seperti ini, bukan salah Islam sehingga menganggap Islam the untouchable, tapi justru merekalah yang tak mau disentuh dan tersentuh dengan nilai dan ajaran Islam. Setuju nggak sih? Salah paham tentang Islam Sobat muda muslim, ada lagi penyakit yang menerpa kaum muslimin saat ini, yakni salah paham terhadap ajaran Islam. Intinya, Islam nggak dipahami dengan benar dan baik oleh kaum muslimin. Mengapa ini bisa terjadi? Setidaknya ada tiga faktor. Pertama, kaum muslimin salah mengambil jalan hidup, bukan Islam yang diambil, tapi ideologi selain Islam. Mereka menganggap bahwa Islam tak bisa menjadi alat perjuangan, sehingga tak perlu dilibatkan mengatur kehidupan. Kedua, kaum muslimin tidak utuh mempelajari Islam. Ketiga, adanya upaya sistematis mengaburkan pema-haman Islam yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam melalui tokoh-tokoh yang berasal dari kaum muslimin hasil didikan musuh-musuh Islam. Lengkap sudah penderitaan kaum muslimin saat ini. Menyedihkan banget, Bro. Faktor pertama yang memicu salah paham tentang Islam adalah karena kaum muslimin salah dalam mengambil jalan hidup. Halah, ini sih pastinya bukan cuma salah paham, tapi yang jelas udah salah jalan, karena salah mengambil sumber informasinya. Kayak orang mau bepergian ke suatu tempat, tapi peta jalannya salah. Hmm.. itu sih nyampe kagak, nyasar udah pasti. Tul nggak? Beberapa bukti atas fakta ini adalah, banyaknya kaum muslimin yang memper-juangkan feminisme, demokrasi, sekularisme, kapitalisme, bahkan sosialisme dengan menganggap bahwa hal itu lebih relevan untuk saat ini. Waduh, celaka banget tuh. Sebab, sejatinya ide-ide itu bertentangan dengan Islam dan bahkan menentang Islam. Itu tahapan idenya. Akibatnya dalam tataran praktik, nggak sedikit kaum muslimin yang bangga menyan-dang istilah “Kiri” (baca: kaum sosialis) hingga akhirnya mereka berjuang di masyarakat dengan cara-cara seperti yang dilakukan kaum sosiali, Berarti ideologinya ya sosialisme-komunisme. Padahal dirinya muslim, lho. Kadang ada yang masih suka shalat juga. Tapi nggak konek antara pikir dan rasanya. Campur aduk antara Islam dan Sosialisme. Gawat! Oya, nggak sedikit pula dari kaum muslimin yang merasa sudah menjadi manusia seutuhnya ketika memperjuangkan demokrasi dan HAM. Maka, seks bebas tumbuh subur, pergaulan bebas antara laki dan perempuan jadi tradisi, pengingakaran terhadap agama juga marak. Menyedihkan sekali bukan? Inilah buah dari salah mengambil informasi jalan hidup, karena menganggap Islam tak mampu menyelesaikan kehidupan hingga akhirnya memilih kapitalisme dan juga sosialisme. Hmm.. kasihan banget! Sobat, untuk faktor kedua yang memungkinkan munculnya salah paham terhadap Islam adalah kaum muslimin tidak utuh mempelajari Islam. Setengah-setengah, gitu lho. Kasarnya sih, apa saja dari Islam yang menurutnya baik dan menyenangkan diambil, sementara yang bikin ribet bagi dirinya ditinggalin jauh-jauh. Ini namanya pilah-pilih sesuka nafsunya. Bukan atas pertimbangan akidah dan syariat Islam. Superkacau banget kan pemahamannya? Shalat akan dilaksanakan kalo dengan shalat ia merasa tentram dan tenang. Jadi bukan atas pertimbangan hukum syara dan ketataan kepada Allah Swt. dalam melaksanakan shalat, tapi karena shalat membuat dia tenang. Itu sebabnya, ia akan mengambil ajaran Islam tentang shalat. Tapi jika menurut hawa nafsunya ajaran shalat itu bisa mengganggu aktivitasnya berbisnis, maka ia akan tinggalkan shalat itu. Karena menganggap waktu shalat itu mengganggu urusan penting yang dia kerjakan. Daripada memilih menghentikan sementara kepentingan bisnisnya untuk shalat, ia malah memilih kepentingan bisnis dan meninggalkan shalat. Itu sebabnya, setengah-setengah dalam mempelajari Islam berdampak tidak utuhnya pemahaman tentang Islam. Tanggung, gitu lho. Bukan tak mungkin pula jika akhirnya marak bermunculannya para pelaku malpraktik dalam ajaran Islam. Hukum yang wajib dilakukan malah ditinggalkan, tapi yang sunah dikerjakan seolah menjadi kewajiban. Contohnya, banyak para wanita yang getol shalat sunnah tahajjud, tapi kalo keluar rumah rambutnya dibiarkan bebas tanpa ditutupi kerudung dan bagian tubuhnya dengan sukses dilihat orang lain karena tak menutup aurat dengan sempurna. Piye iki? Harusnya kan yang wajib dilakukan, yang sunnah juga dikerjakan semampunya. Inilah yang disebut malpraktik alias salah prosedur dalam menjalankan syariat Islam, Bro. Nah, mengenai faktor ketiga yang sangat mungkin memicu terjadinya salah paham terhadap Islam adalah banyaknya cendekiawan muslim yang menyampaikan Islam dengan pemahaman yang keliru. Islam yang disampaikan itu sudah dimodifikasi terlebih dahulu, sesuai selera dan keinginan mereka yang dipesankan dari musuh-musuh Islam. Mungkin saja cendekiawan muslim yang menyebarkan pemahaman Islam yang keliru ini nggak nyadar kalo dirinya diperalat oleh musuh-musuh Islam, atau bisa saja mereka tahu bahwa yang disampaikannya itu keliru tapi karena demi jabatan atau harta berlimpah yang dijanjikan kalangan tertentu yang membenci Islam, akhirnya ya mereka lakukan juga tugas salahnya tersebut. Ya, betul, bahkan ada cendekiawan muslim yang berusaha keras memperjuangkan sekularisme, getol mendakwahkan demokrasi, nggak lelah terus menyebarkan liberalisme dalam Islam. Apakah mereka ulama? Ya, jika dilihat dari keilmuannya sangat boleh jadi mereka ulama. Tapi seperti kata Rasulullah saw. ulama itu ada dua jenis: ulama yang benar dan baik, tapi juga ada ulama yang jahat dan buruk perbuatan maupun pemikirannya. Waspadalah terhadap tipe jenis ulama yang jahat ini. Oya, apakah ini salah Islam? Nggak kok. Ini murni salah pelakunya. Entah tanpa disadarinya atau disadarinya dengan sangat. Sebab, yang jelas adalah kesalahan dari mereka yang menyebarkan Islam dengan informasi yang keliru. Akibatnya, tentu banyak kalangan awam dari kaum muslimin yang mengikuti apa yang disampaikan ulama jahat ini dengan alasan hal itu memenuhi selera liberalnya sebagai muslim yang nggak mau terikat ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa agama hanya urusan pribadi dan tentunya negara nggak boleh sama sekali menerapkan aturan negara berdasarkan aturan agama untuk ngurus rakyat. Ya, inilah sekularisme, sobat. Berbahaya! Ayo bangga menjadi Muslim! Jangan tuduhkan kesalahan kepada Islam, jika banyak kaum muslimin yang hidupnya setengah Islam dan setengah kufur. Itu karena dirinya telah mengambil ajaran Islam semata yang dia suka sembari mengambil jalan hidup lain untuk yang membuat dia juga merasa nyaman. Pilih-pilih sesuka selera hawa nafsunya. Ini bunglon namanya. Padahal, kalo beriman kepada Allah Swt. ya harus jelas dan sepenuhnya. Nggak boleh nyari aman. Allah Swt. udah ngingetin manusia dalam firmanNya (artinya): “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (menjadi kafir kembali). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”(QS al-Hajj [22]: 11) So, kalo diri kita udah menjadi Muslim, berarti sepenuhnya kita sadar akan peran kita yang sesungguhnya, yakni bukan hanya sekadar melaksanakan ajaran Islam karena kita Muslim, tapi juga menjadi penjaga ajaran Islam dan bahkan menjadi pembela dan pejuang Islam. Itu lebih mantap deh! Sumpah! Oya, jangan salahkan Islam kalo kita hanya mampu menjadi Muslim yang “apa adanya” karena menganggap Islam nggak bisa disentuh (untouchable) oleh dirinya. Sejatinya itu kesalahan kita karena nggak mau belajar Islam. Berarti kita yang justru nggak mau menyentuh dan disentuh oleh Islam. Padahal, kita wajib bangga menjadi Muslim, karena Islam yang kita peluk adalah agama yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. Ok? Allahu’alam. Oleh : Mariani Tri Agustina Saat Ujian Tengah Semester satu bulan yang lalu, ada satu kejadian simpel yang berkesan bagi saya. Waktu udah menunjukkan pukul 16.00 yang menandakan bahwa ujian akan segera dimulai. Mahasiswa-mahasiswa yang sudah stand by di luar pun segera masuk ke ruangan. Soal dibagikan, lembar jawaban dibagikan, kami semua mulai membaca soalnya. . . . Sunyi.. Baru beberapa detik membaca, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tenang. Kata-katanya diucapkan dengan pelan dan jelas. "Yak, sebelum ujian, mari kita berdoa dulu agar semuanya lancar dan diberi kemudahan. Berdoa dimulai." . . . Ternyata sang bapak pengawas ujianlah yang bersuara. Seumur-umur saya kuliah, baru satu kali kejadian ini saya alami. Baru kali ini ada bapak karyawan kampus alias. pengawas ujian yang mengingatkan mahasiswa untuk berdoa sebelum mulai mengerjakan soal ujian. Saya terkesan. Tidak hanya saya, karena saya mendengar suara-suara respon dari teman-teman saya. Respon positif tentunya. Salah satu teman saya menyeletuk, "Wah, keren, keren," ujarnya sambil tersenyum lebar. Hmm..apa kita ingat kapan kita terakhir membaca doa di kelas? TK, SD, SMP, SMA Selama duduk di tingkat-tingkat tersebut, kelas selalu diawali dengan doa dan salam yang dipimpin oleh ketua kelas masing-masing. Saat kuliah, apalagi kerja, karena kita dianggap sudah dewasa dilihat dari umur, kita diasumsikan bisa me-manage diri sendiri, maka dari itu kini tidak ada lagi kewajiban membaca doa bersama sebelum kelas resmi dimulai. Tapi.. Berapa banyak dari kita yang ingat untuk berdoa? Padahal doa merupakan hal simpel yang sangat berarti, sangat menentukan bagaimana Allah akan menilai suatu aktivitas yag kita lakukan Dengan doa, kita bisa meluruskan niat Dengan doa, kita bisa ingat kembali tujuan kita dan mengaplikasikan ilmu yang kita sapa untuk kebaikan bersama (aamiin, semoga) Dengan caranya yang sederhana, bapak pengawas ujian itu telah menginspirasi dan mengingatkan kita agar senantiasa meluruskan niat, mengingat kembali tujuan kita, dan tentunya tidak lupa akan keberadaan-Nya. Siapa tahu selama ini kita bekerja tanpa nyawa? Siapa tahu ilmu yang kita dapat selama ini hanya mengawang dan sia-sia? Mudah-mudahan tidak Hmm.. Mari kira luruskan niat dan jangan lupa berdoa sebelum melakukan hal apapun! Oleh : artikel Jessica Padykula Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut. Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung. Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut: 1. Hidup di saat ini. Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol. 2. Katakan hal positif pada diri sendiri Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri. 3. Percaya pada kekuatan pikiran positif Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik. 4. Jangan berdiam diri. Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju. 5. Fokus pada hal-hal positif. Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut. 6. Bergeraklah Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik. 7. Hadapi rasa takutmu Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita. 8. Coba hal-hal baru Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna. 9. Ubah cara pandang Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan. Oleh : isnaeni dwi kurniawati Mahasiswa adalah icon-icon perubahan zaman yang sangat berperan dalam menentukan perubahan itu sendiri. Dengan segala kelebihan yang mereka miliki, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan kontribusi yang nyata di negeri ini. Mereka adalah aset masa depan yang sangat berharga. Bahkan bisa dikatakan sebagai investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.Tidak semua mahasiswa bisa dikatakan demikian. Hanya mereka yang secara terpilihlah yang bisa meyandang predikat itu. Saya katakan demikian karena memang kenyataannya seperti itu. Ada beribu mahasiswa di negeri ini. Dari ujung barat kepulauan Indonesia hingga ujung timur. Dari Perguruan Tinggi yang ada di Aceh hingga yang ada di Papua sana. Apakah semuanya bisa diandalkan untuk merubah kondisi negeri yang semrawut ini menjadi negeri yang aman, damai, nan sentosa? Yang jelas jangan hanya tersenyum simpul menyaksikan fenomena ini. Ada banyak hal yang bisa kita kaji dari sini. Salah satunya, kondisi kampus. Ini berperan banyak dalam pembentukan pola pikir mahasiswa. Kondisi pengajar, staf dan karyawan, fasilitas kampus yang ada, dan tata aturan yang berlaku di kampus tersebut akan mendorong bagaimana mahasiswa akan bertidak mensikapi fenomena masyarakat yang terjadi saat itu. Contoh saja, mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang sudah maju, memiliki akreditasi yang tinggi, para pengajar yang profesional dan aktif memberikan motivasi pada didikannya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang memadai dan saling berkompetensi, juga fasilitas lain yang benar-benar mendukung keberlangsungan segala aktifitas di kampus tentunya akan mempermudah mahasiswa dalam berpikir kritis karena disamping sudah berakar dari keinginan diri juga mendapat semacam amunisi dari lingkungan pendidikannya. Berbeda sekali dengan mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang memiliki akreditasi rendah, staf pengajar yang biasa-biasa saja, UKM yang hanya memiliki struktur kepengurusan namun nihil akan kegiatan nyata, juga fasilitas yang tidak memadai, maka mahasiswa tersebut akan sangat kurang peduli dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Bisa jadi ia tidak sadar bahwa negerinya kini tengah dilanda berbagai bencana, kondisi ekonomi yang mengecam rakyat, juga fenomena-fenomena lain yang sejatinya menjadi tugas dan kewajibannya untuk merubah kondisi tersebut. Memang, semuanya akan tergantung pada diri masing-masing. Tetapi sungguh ini akan memberikan pengaruh yang besar bagi mahasiswa. Saya pikir, motivasi dari para dosen lah yang sangat berperan di lingkungan kampus. Mereka yang secara langsung maupun tidak langsung bisa memberikan sumbangsih mereka dalam mengembangkan idealisme yang tertanam. Kalaupun idealisme itu belum tertanam, maka bisa menjadi suatu kemungkinan yang besar bahwa merekalah yang akan menanamkannya. Saya sebenarnya sangat mendambakan para dosen yang selalu mau memberikan motivasi pada mahasiswa untuk terus maju, meningkatkan kualitas diri, dan serta merta memberikan kontribusi nyata di negeri ini. Minimal mereka bisa meluangkan beberapa menit mereka sebelum atau sesudah mengajar untuk memberikan motivasi itu. Akan lebih baik jika saat mereka melakukan transfer ilmu kepada para mahasiswa, semua pengaplikasiannya merujuk pada sebuah relita bahwa saat ini bangsa kita Indonesia membutuhkan para pemimpin yang benar-benar bisa memimpin bangsa ini, bukan membutuhkan para pemimpi. Para pemimpi disini maksud saya adalah seorang yang larut pada keinginan- keinginan semata tanpa sebuah kerja nyata, juga sebuah mimpi yang nantinya hanya memberikan kepuasan diri semata, meninggikan egoisme pribadi tanpa memikirkan bagaimana nasib seluruh masyarakat di negeri ini. Saya rasa ini tidak sulit bagi dosen. Setidaknya, disamping kewajiban mereka sebagai staf pengajar telah selesai akan ada poin tersendiri layaknya sebuah bonus sebagai ladang amal untuk membantu membangun bangsa ini. Ketika input-input motivasi yang rutin diberikan itu, bisa dikatakan sebagai fase awal yang kontinyu. Tapi mungkin agaknya saya harus kecewa. Jangankan memberikan motivasi, kadang saya menemui dosen yang seolah tidak sepenuhnya memberikan mata kuliah. Pembahasannya terlalu mepet dan sebatas berlalu-lala berputar kesana-kemari. Mungkin beberapa dosen bertujuan mengajarkan mahasiswa agar mereka berkembang mencari segala yang kurang dijelaskannya. Tapi bukan itu maksud saya. Saya justru sangat mendukung jika mereka berlaku demikian. Yang saya sayangkan kadang tidak ada komunukasi yang inten mengenai cara yang mereka lakukan padahal dalam komunikasi tersebutlah ada celah-celah yang bisa dimasuki untuk menumbuhkan semangat mahasiswa dalam mengarungi perjalanan perkuliahannya yang akan memberi dampak yang besar. Kemudian mungkin yang menjadi kendala yang lain, para dosen sering korupsi waktu. Sering mereka keenakan melihat mayoritas mahasiswa yang kegirangan saat perkuliahan dituntaskan lebih awal. Dan, itu berarti mereka tidak memperhatikan minoritas mahasiswa yang ada? Mungkin itulah yang masih perlu kita bangun bersama. Sebuah niatan yang suci menuju sisi moralitas yang handal. Ketika mahasiswa dengan segala idealismenya untuk menghantarkan negeri ini menuju kesejahteraan yang hakiki namun terbentur dengan realita segi moralitas yang kian merosot, maka tidak menutup kemungkinan idealisme yang terbangun itu akan sedikit demi sedikit melemah, merosot, berhamburan seperti buih di lautan yang tida berguna. Tentunya jika mahasiswa tidak mengimbanginya dengan aktifitas lain yang mampu mnguatkannya idealismenya itu. Bagi saya, dosen bisa dijadikan sebagai cerminan. Ketika saya melakukan sesuatu yang menurut saya benar, kemudian saya melihat dosen saya juga berlaku demikian, maka hal tersebut biasanya akan semakin memperkuat intuisi yang ada di jiwa saya. Saya akan lebih meningkatkan apa yang saya lakukan karena seolah mendapatkan "teman" dalam jengkal langkah ini. Ketika ada sesuatu yang saya lakukan namun di saat yang bersamaan saya menyaksikan sebuah pemandangan yang bertolak belakang dengan apa yang saya lakukan, dan itu dilakukan oleh dosen saya maka akan mengajak otak saya untuk berpikir ulang apakah yang saya lakukan itu sudah betul atau belum. Jika memang terbukti saya benar, maka saya akan bertahan dan jika terbukti saya salah maka saya akan berusaha memperbaiki hal tersebut. Itu hanya contoh kecil dari saya, dan saya percaya banyak mahasiswa yang menganggap dosen sebagai sebuah cerminan. Itulah salah satu alasan mengapa penting sekali peran dosen dalam membangun idealisme mahasiswa. Ada sebuah kondisi yang memaksa diri mahasiswa tidak berkembang. Mahasiswa ditutut untuk stagnan dengan situasi yang terjadi. Selain kondisi kampus, juga kaitannya dengan aktifitas lain yang digeluti mahasiswa di luar jam pekuliahan. Apa yang mereka lakukan saat waktu luang, bagaimana mereka memanfaatkannya agar waktu yang ada tidak berpredikat sebagai sebuah kesia-siaan. Mungkin, untuk mereka yang sudah terbiasa bekerja di luar jam kuliah itu sudah menjadi agenda rutin yang tak bisa diganggu. Namun bagi mareka yang hanya terobsesi pada kuliah? Saya rasa ini juga terjadi banyak perbedaan. Sekarang kita bandingkan mahasiswa yang aktif, baik di kampus maupun di luar kampus, dengan mahasiswa yang "study oriented". Mahasiswa yang memiliki aktifitas lain selain kuliah, akan mendapatkan pelajaran tambahan berupa softskill yang secara langsung mereka aplikasikan dan tidak mereka dapatkan pada bangku kuliah. Kita tahu sendiri bukan, bahwa tidak ada materi-materi lain yang diajarkan selain materi kuliah yang kadang sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagai hal yang amat membosankan. Di sinilah perannya. Bukan sekedar pengisi waktu luang saja, akan tetapi lebih menuju kepada peningkatan kualitas diri menggapai sebuah cita-cita dan arahan hidup yang jelas. Kita tengok mereka yang hanya diam. Berangakt kuliah, pulang ke tempat kos atau ke rumah mereka, atau mungkin berbelok arah dulu sebelum pulang untuk nongkrong di mall-mall atau di kafe-kafe. Mereka seolah-olah tidak merasakan perjuangan hidup yang nyata. Sungguh hedonis! Berbahagialah mahasiswa yang sangat mengerti urgensi waktu dalam kehidupan ini. Ia tahu betul apa yang bisa ia lakukan untuk memberi manfaat kapada masyarakat. Dan kembali lagi saya ingin menegaskan bahwa peran dosenpun dalam hal ini amatlah diperlukan. Kepada para dosen, saya sangat berharap beliau-beliau itu bisa memberikan kontribusi dalam membangun idealisme mahasiswa, agar investasi-investasi masa depan itu tidak punah dari kemiskinan berpikir, agar perkembangan di negeri ini benar-benar dinamis, bukan sebuah kestatisan yang dipelihara berlama-lama, dan yang tak kalah penting yaitu mereka sekaligus bisa menjadi teladan bagi mahasiswa yang mereka ajar. Wahai pak dosen, bu dosen, dengarkanlah suara hati dari seorang mahasiswa yang ingin maju ini. Percayalah! Seandainya kalian bersedia berperan, maka tidak ada lagi kesia-siaan. Sekali lagi, meski semuanya akan kembali kepada diri mahasiswa, peran kalian sungguh amat diperlukan. Selamat berjuang! Iman adalah meyakini dalam hati, melafalkan dengan lisan dan melakukan dengan amal. Dan iman akan naik jika kita taat terhadap apa yang diperintahkan Allah SWT dan akan berkurang jika kita taat kepada syetan. Sebagai contoh kasus Abu Thalib, menurut kaum kafir beliau telah beriman kepada Allah SWT, namun ternyata sampai meninggalpun Abu Thalib belum melafalkan kalimat Syahadat. Dan pada saat itu Rosulullah SAW berdoa kepada Allah agar Abu Tholib dimaafkan oleh Allah SWT, namun Allah tidak mengabulkannya.
Jika terlahir dalam keadaan mukmin, tidak perlu kita mengucap syahadat lagi, yang harus kita lakukan adalah menjaga keimanan kita dari kemusyrikan. Iman bukan hanya konsep kepercayaan, namun ada amalan juga Iman kepada Allah SWT Iman kepada Allah SWT berarti percaya bahwa Allah yang menciptakan, mengatur dan yang memiliki semua hal yang ada di dunia ini. Yaitu Allah SWT sebagai: Al-Khalik: yang berarti menciptakanà membentuk fungsi terus menerus , tidak perlu mendapat informasi sebelumnya karena Allah tidak akan menniru Al Mutadabbir: yaitu Allah mengatur semua yang terjadi di dunia ini Al Malik: yaitu Allah memiliki alam ini Iman (tauhid) yaitu meyakini dengan sepenuh hati terkait hak Rububiyah dan sifat uluhiyah, contohnya ketika kita sedang beribadah jangan berpikir hal yang lain/syirik Urutan penciptaan: 1. Jin di bumi 2. Malaikat di langit 3. Jin melakukan kerusakan, malaikat diturunkan untuk memperbaiki 4. Pimpinan jin(iblis) dibawa ke langit bersama malaikat. Dia diberi umur sampai hari kiamat 5. Jin taat waktu dilangit dan beribadah dengan taat 6. Allah menciptakan nabi Adam as Kemudian malaikat berkata: Kau menciptakannya, orang yang akan menumpahkan darah dimuka bumi (dulu jin yang merusak) Allah menciptakan Nabi Adam as dari berbagai tanah liat. Dengan “tangan” Allah. Allah suruh malaikat dan jin bersujud kepada Nabi Adam As, tetapi pada waktu itu jin tidak mau bersujud, lalu dikeluarkanlah jin tersebut dari Surga Allah SWT BERHATI-HATILAH DARI PARA PRIA SERIGALA BERBULU DOMBA (Sebab Mekarmu Hanya Sekali)
“Tiba-tiba lelaki yang ku kenal baik berubah menjadi buas, aku pun tak berdaya untuk melawan dan… akhirnya kesucianku terenggut.!!!” Begitu kutipan dan penggalan pengalaman, sebut saja Bunga, yang hancur masa depannya seperti dilansir sebuah harian ibukota. Sedih, pastinya begitu. Betapa tidak, kesucian yang dijaga sejak lama yang hanya akan dipersembahkan kepada lelaki yang sudah sah sebagai suami, kini pecah dalam beberapa saat. Bunga tak sendiri. Masih banyak Bunga-Bunga lain yang ‘madunya sudah dihisap oleh kumbang jantan’. Ada yang frustasi, tak sedikit pula yang ‘menjual’ diri karena kecewa dengan perlakuan pacar yang tak bertanggung jawab. Seperti yang dialami oleh Kembang (21), sebut saja begitu, seorang mahasiswi di kota kembang yang menjadi pramunikmat di sebuah diskotik. Dara yang berasal dari keluarga berada ini mengaku memberikan kegadisannya kepada lelaki yang ia anggap baik dan berjanji menikahinya. “Karena aku sangat mencintainya, akupun memberikan ‘segalanya’ pada dia, karena janjinya akan menikahiku”, ungkapnya getir. Tapi apa yang terjadi? Lanjutnya gusar, “Empat tahun hubunganku dengannya sia-sia saja. Apalagi saat kukatakan padanya, bahwa aku tengah ‘berbadan’ dua, dia pun tak peduli bahkan menyuruhku menggugurkannya. Aku pun menurutinya.” Inikah namanya cinta? Survei Membuktikan. Sebuah penelitian yang sempat menyentak semua kalangan, dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Pusat Pelatihan Bisnis dan humaniora (LSC Pusbih). Hasilnya, hampir 97,5% mahasiswi di Yogyakarta sudah kehilangan keperawanannya. Yang lebih mengenaskan lagi, ternyata semua responden mengaku melakukan hubungan seks di luar nikah tanpa paksaan alias dilakukan suka sama suka. Nah lho…! Kita sudah berkali-kali dikejutkan dengan hasil penelitian serupa. Mulai dari penelitian ‘kumpul kebo’ tahun 1984 yang lalu, hingga penelitian sejenis yang banyak dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Hasilnya, membuat kita mengelus dada… betapa rusaknya generasi muda sekarang. Kenapa Terjadi? Seperti seloroh orang yang pernah menjadi nomor satu di negeri ini, ‘dari mata turun ke hati, dari hati turun ke celana’ sungguh sangat mengenaskan dan benar-benar terjadi. Isyarat mata yang penuh makna mendapat sambutan hangat, saling sapa dan berbincang, berlanjut hingga hati menjadi ‘klik’. Berpisah membuat makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Di benak yang terbayang hanya si dia, lagi-lagi si dia. Pertemuan pun berulang kembali dalam tahap mengungkap rasa, ‘nembak’, begitu istilah gaul kawula muda sekarang. Bahagia rasanya bagi sang dara karena yang ditunggu tibalah saatnya, diapun mengangguk setuju untuk ‘jalan bareng’ dalam suka dan duka. Ada rindu menggebu bila tak bertemu, ada cinta yang bersemayam dalam dada. Bila bersua ada kasih yang terukir dalam diri untuk pujaan hati… Sudah bisa ditebak, seperti sebuah iklan, kesan pertama begitu menggoda selanjutnya penuh dosa… pegangan bahkan sampai dengan hal yang belum patut untuk dilakukan seperti pengakuan Bunga dan Kembang tadi. Bisa sudah pacaran, istilah gaul jalan bareng, hampa tanpa pegangan, dan maaf… selanjutnya anda pun sudah bisa menebaknya, karena tak pantas kami ungkapkan. Islam telah mewanti-wanti agar tidak mendekati zina. Norma yang bersifat pencegahan ini lebih efektif dalam menjaga hal-hal yang tidak baik. Menundukkan pandangan, istilah anak ta’lim ghadul bashar adalah permulaan yang sangat bagus. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya…” (QS. an-Nuur : 31) Memandang pun dilarang, apalagi lebih dari itu. Apakah ada orang yang berpacaran menjaga pandangan? Apakah ada orang yang berpacaran tanpa jalan bareng dan berdua-duaan di tempat yang sepi? Laki-laki mana yang mau pacaran tanpa pegang sana – pegang sini? Ketahuilah, jika kalian mencintai laki-laki dengan jalan yang salah, maka akhirnya pun akan salah, menyesal. Laki-laki seperti itu sebenarnya tidak serius dalam menjalin kasih denganmu. Jika memang serius, tentu ia akan masuk lewat pintu resmi sebagaimana yang diajarkan oleh agama kita. Tak mengenal pacaran apalagi jalan bareng. Kebanyakan mereka mengaku pacaran hanya untuk having fun, maka jangan heran bila meninggalkanmu begitu saja setelah ‘madu’ dihisap dan mencampakkan dirimu begitu saja. Laki-laki, apalagi pada zaman sekarang, berpikir seribu kali –sekali lagi-, seribu kali untuk memilih pendamping hidup yang tidak perawan dan mana mau menikah dengan wanita yang sudah ‘turun mesin’, istilah gaul anak lelaki sekarang. Sementara sekarang sudah banyak remaja putri kehilangan, minimal harga diri. Kalaupun keperawanan masih utuh, yang lain? Karena itu, jagalah harga dirimu, karena mekarmu hanya sekali…!!! by: Tiara Putri Andini (FK UMM 2013) Setiap orang mempunyai harapan atau keinginan yang ingin dipanjatkan, pada dasarnya jika kita ingin doa kita terkabul, kita harus memahami terlebih dahulu tentang makna do’a, ditujukan kepada siapa, untuk apa, dimana, dan kapan doa tersebut dipanjatkan. Karena tidak semua do’a kita pasti terkabulkan, kadangkala kita mendapatkan apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan. Misalkan saja seorang laki-laki berdoa agar diberi kekayaan yang berlimpah, tetapi pada kenyataannya lelaki tersebut malah diberi keturunan yang amat banyak, tidakkah laki-laki tersebut amat bersyukur? Karena sesungguhnya anak merupakan karunia dari Allah SWT yang bisa membawa rezeki Doa merupakan password supaya mendapat ridho dan nikmat dari Allah SWT, jika akan melakukan suatu kegiatan hendaklah kita membaca do’a dan tau tujuan dari do’a tersebut apa, misalkan saja pada saat Sholat, taukah tujuan dari sholat tersebut? Dari bacaan duduk diantara dua sujud saja kita tahu bahwa kita memanjatkan doa kepada Allah SWT “Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.” Berbagai macam do’a yang kita panjatkan dengan lisan, apakah semuanya akan dikabulkan oleh Allah? Bagaimana supaya do’a tersebut dikabulkan oleh Allah SWT? “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi(segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.(QS. Al-baqarah: 186) Bahwa ayat diatas mengatakan bahwa jika kita ingin do’a kita terkabul hendaklah kita beriman kepadaNya. Selain dengan lisan, kita juga bisa memanjatkan doa dengan perbuatan.
Doa Yang Sia-sia : Kita juga harus mengetahui manakah yang termasuk do’a yang sia-sia, yaitu berdo’a untuk orang yang munafik, berdoa untuk orang musyrik dan do’anya orang kafir “kamu memohonkan ampun bagi mereka (orang-orang yang munafik) atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan RosulNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”.(QS. At-Taubah:80) “Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya) , sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahannam”.(QS. At-Taubah : 113) “Penjaga Jahannam berkata: “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” mereka menjawab: “Benar sudah datang”. Penjaga-penjaga Jahannam berkata: “berdoalah kamu” . Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka”. (QS. Al-Mukmin :50) Bagaimana anda berdo’a selama ini? Sudahkah anda termasuk orang-orang yang bertawakal? *Pemateri: Drs. HN Taufiq, M.Ag Mengapa pandangan berlebihan sangat berbahaya? Pandangan harus dijaga dan banyak memandang hal yang tidak halal harus dihindari. Hal tersebut disebabkan karena apa yang dilihat oleh mata akan turun dan tertanam di hati dan pada akhirnya akan berakhir di kemaluan. Quran telah memperingatkan kita tentang pentingnya menjaga pandangan, hal tersebut tercantum delam QS. An-Nuur ayat 30, yang berbunyi: Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Nabi bersabda: “Anak cucu Adam telah ditetapkan mendapatkan bagian dari zina, maka dia pasti memperolehnya. Dua mata, zinanya dengan melihat (yang jorok). Dua telinga, zinanya dengan mendengar. Lidah, zinanya dengan berbicara (berbicara mesra, mendayu-dayu, jorok). Tangan, zinanya dengan memegang. Kaki, zinanya dengan melangkah. Hati, ia menginginkan dan berangan-angan. Yang membenarkan atau mendustakan semua itu adalah kemaluan.” Bahaya pandangan juga sudah terbukti dari kisah Imam Syafi’i. Suatu hari, ada seorang perempuan yang lewat di depan Imam Syafi’i, tiba-tiba kainnya tersingkap oleh angin sehingga betisnya terlihat. Pemandangan tersebut tertangkap oleh penglihatan Imam Syafi’i. Seketika itu pula, 40 hafalan hadist beliau hilang. Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja melihat sesuatu yang semstinya tidak dilihat seperti kisah di atas? Kita sebagai muslim WAJIB untuk sesegera mungkin memalingkan pandangan. Sifat-sifat pandangan mata yang dikonsumsi berlebihan: 1. Mata dan hati punya hubungan yang kuat Pandangan yang berlebihan jika masuk ke hati akan tertanam dan akan merusak qalbu. Sesungguhnya pandangan itu anak panah racun milik iblis. Iblis akan masuk ke hati melalui pandangan itu. 2. Hati akan menjadi sibuk Ketika hati sibuk, salat seseorang menjadi tidak kusyuk. 3. Ibadah yang dilaksanakan tidak enak/lezat 4. Kacau hati karena penuh hawa nafsu 5. Penuh dengan kelalaian Hal ini sudah terbukti di kalangan masyarakat kita. Saat azan berkumandang banyak dari kita yang mengabaikannya. Saat Allah telah memanggil melalui azan, bukannya bergegas pergi ke masjid tetapi malah tetap asyik dengan kesibukan yang sedang mereka lakukan. “.... dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS: Al-Kahfi Ayat: 28) Pada kehidupan sehari-hari, berbicara adalah slalah satu cara yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama. Berbicara bisa mencakup banyak hal seperti beramah tamah, berdiskusi dan bahkan berdebat akan suatu hal. Teringat akan salah satu peribahasa yang mengatakan bahwa ujung lidah lebih tajam bila dibandingkan dengan ujung pedang. Seseorang bisa dengan tanpa sengaja atau malahan bisa juga disengaja untuk mengucapkan kata-kata yang bisa melukai orang lain. Bila kita berkaca pada apa yang terjadi sekarang ini, banyak kasus pembunuhan yang berawal dari rasa tersinggung. Sehingga, marilah kita menjaga lisan kita agar senantiasa mengucapkan kata-kata yang baik atau tetap menjaganya diam. Berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan :
|
FKI - ISMAForum Kajian Islam Ibnu Sina Medical Association Archives
April 2019
Categories |